Kamis, 11 Agustus 2011

resensi buku sejarah Australia


TUGAS REFERENSI BUKU
SEJARAH AUSTRALIA
DOSEN : YULITA DEWI P.SP,d
MATA KULIAH : SEJARAH EROPA BARU
DISUSUN
O
L
E
H
NAMA           : NURYANTI
NIM                : 220800264
PRODI           : SEJARAH

stkip (BARU)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
( STKIP – PGRI )
PONTIANAK
2011

Judul buku                  : Sejarah Australia
Pengarang                   : Drs. J. Siboro
Tahun terbit                 : 1996
Kota terbit                   : Bandung
Penerbit                       : TARSITO
Jumlah halaman           : 215 Halaman

Bab I( Pendahuluan), pada bab ini berisi tentang pendahuluan tentang buku sejarah asutralia. Memahami sejarah Australia kan mempermudah usha mengenal lebih jauh bangsa dan Negara Australia.
Bab II (Penemuan Benua Australia) yang pertama, kedatangan bangsa Australia, penduduk asli Australia memasuki Australia dari Pantai Utara. Menurut Shaw (1969) kemungkinan mereka bergerak ke arah Australia itu karena terdesak oleh bangsa yang lebih kuat. Yang kedua, pelayaran-pelayaran bangsa portugis dan bangsa spanyol ke arah penemuan benua Australia. Sekalipun benua Australia sudah ditempati oleh penduduk aslinya selama lebih dari 30.000 tahun, namun bagi orang-orang Eropa eksistensi benua itu masih dalam tahap hipotesis atau spekulasi. Sampai akhir abad ke-15 nampaknya orang-orang Eropa masih berbeda pendapat tentang bentuk bumi. Tokoh terkenal yang mengemukakan pendapat bahwa bumi kita berbentuk bulat dan terbagi dua secara seimbang antara bumi belahan utara dan belahan bumi selatan adalah Ptolemy, seorang ahli matematika dan geografi yang tinggal di Iskandariyah, salah satu pusat Hellenisme pada masa itu. Yang ketiga, pelayaran-pelayaran dan penemuan-penemuan yang dilakukan oleh orang-orang Belanda. Sebab-sebab kedatangan orang belanda ke dunia timur sebagai penjelajah, pedagang, dan penjajah pada akhir abad ke-16, dapat dicari dan dihubungkan dengan kejadian-kejadian penting di Eropa pada waktu itu. Kapal Belanda yang pertama sekali mengunjungi pantai Australia adalah Duyfken di bawah pimpinan William Jansz. Willian jansz memotong Selat Torres hingga suatu saat (Maret 1606) dia sampai disuatu lokasi di pantai barat Semenanjung York. Dengan alasan bahwa perbekalan mereka menipis, dan mungkin juga karena Sembilan dari anak buahnya yang sempat mendarat mati terbunuh oleh penduduk asli, maka William Jansz memutuskan untuk kembali. Yang keempat, pelayaran-pelayaran dan penemuan orang-orang Inggris. Dalam tahun 1688, benua Australia mendapat kunjungan dari serombongan bajak laut yang di antaranya terdapat William Dampier. Pada bulan Oktober 1769 James Cook seorang perwira Angkatan Laut yang memiliki kecakapan mengagumkan dalam hal membuat peta, berhasil mencapai New Zealand. Setelah melewati ujung Semenanjung York, pada sebuah pulau yang diberi nama Possession Island, Cook menancapkan bendera Inggris sambil mengklaim seluruh daerah itu menjadi milik Inggris. Cook memberi nama daerah itu New Wales atau New South Wales. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 23 Agustus 1770.
Bab III (Pembentukan Koloni Inggris di New South Wales). Yang pertama, motif yang mendorong pembentukan koloni. Keputusan pemerintah Inggris membuka koloni di New South Wales lahir di tengah-tengah kesibukan pemerintah mengatasi masalah-masalah akibat kemiskinan, pengangguran, dan kejahatan yang diperhebat oleh ekses Revolusi Industri. Alasan lainnya adalah kebutuhan tempat pembuangan narapidana yang tidak disukai di Inggris. Yang kedua, perkembangan koloni sampai dengan masa pemerintahan William Bligh. Dari sejak awal berdirinya koloni New South Wales sampai tahun 1809, koloni itu dipimpin oleh gubernur bernama Arthur Philip yang berasal dari Angkatan Laut. Pada pemerintahan gubernur William Bligh terjadi puncak perselisihan. Tindakan keras Bligh melahirkan reaksi yang justru menjatuhkannya. Bligh bukan saja dijatuhkan, tapi dimasukan kedalam penjara. Peristiwa ini terkenal dengan nama Rum Rebellion. Pemberontakan ini ternyata merupakan awal proses berakhirnya pengaruh dan kekuasaan para perwira Corps tersebut. Yang ketiga, perkembangan pada masa Lachlan Macquarie. Di bawah pemerintahan Lachlan Macquarie menduduki jabatan gubernur pada 1 Januari 1810, seorang perwira dari Angkatan Darat Inggris, dilakukan konsolidasi yang berhasil memacu koloni itu mencapai kemajuan pesat. Selama tahun 1811 dan 1812 Macquarie mencapai sukses. Surat-surat kabar, parlemen, dan pemerintahan Inggris mengungkapkan kemajuan koloni New South Wales dalam kehidupan agama, moral dan pendidikan.
Yang keempat, eksplorasi lanjutan dan perluasan wilayah koloni New South Wales. Pengetahuan garis besar pantai Australia sudah banyak dicapai pada masa sebelum Macquarie, terutama atas jasa pelaut-pelaut ulung seperti George Bass dan Matthew Flinders. Namun pengetahuan mengenai pedalaman Australia baru bisa bertambah setelah pada tahun 1813 Great Dividing Range atau The Blue Mountains dapat ditebus oleh George Blaxland, Lawson, dan Wenworth. Eksplorasi pedalaman yang berhasil itu, meletakkan jalan bagi kemungkinan perluasan koloni itu selanjutnya bahkan membuka jalan bagi terwujudnya Australia seperti sekarang ini.
Bab IV (Pembentukan Kolono-Koloni Lain Di Australia). Yang pertama, Tasmania. Sampai tahun 1855 Tasmania masih disebut Van Diemen’s Land sesuai dengan nama yang diberikan oleh Abel Tasman. Sejak tahun 1813 pemukiman Launceston dan Hobart ditempatkan dibawah seorang letnan gubernur Kolonel Davey. Sejarah Tasmania sebagai koloni diisi dengan berbagai kekerasan, diantaranya kekerasan perlakuan yang dialami oleh para narapidana, kekerasan perlakuan masyarakat kulit putih terhadap penduduk asli, dan lain-lain. Pada tahun1852 Tasmania dipisahkan dari New South Wales. Pada tahun 1855 koloni ini menyelenggarakan pemerintahan sendiri, dan secara resmi sejak itu mengubah namanya dari Van Diemen’s Land menjadi Tasmania. Yang kedua, Queensland. Untuk pertama kali Queensland dihuni oleh masyarakat kulit putih pada tahun 1824. Pada mulanya pemukiman di Queensland tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari New South Wales. Setelah mengalami kemajuan-kemajuan, Queensland merasa tidak puas dan rakyatnya ingin dipisahkan dari New South Wales. Keinginan mereka ini dikabulkan oleh pemerintahan Inggris pada tahun 1859. Yang ketiga, Australia Barat. Pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19 ekspedisi-ekspedisi penyelidikan Perancis mengunjungi daerah pantai Australia Barat tersebut, lalu tersiar kabar yang tidak jelas bahwa Perancis ingin menduduki daerah itu. Pada tahun yang sama, James Stirling meyelidiki daerah Swan River, dan sangat tertarik untuk mendudukinya. Berbagai faktor menyebabkan sejarah permulaan koloni Australia Barat ialah kekurangan tenaga kerja. Oleh karena itu, ketika koloni-koloni lain sudah menolak transportasi narapidana Australia Barat justru meminta. Sejak tahun 1850 dilakukan transportasi narapidana ke Australia Barat yang baru berakhir pada tahun 1868. Yang keempat, Australia Selatan. Pada awal berdirinya koloni itu, di sana berjalan dualisme kekuasaan yang membawa berbagai komplikasi. Namun akhirnya pemerintah Inggris menghapuskan dualisme tersebut dengan cara memanggil kedua pejabat, Gubernur dan Komisaris residen, lalu mengangkat gubernur baru yaitu Gawler. Di sekitar tahun 1840 koloni itu hampir bangkrut, untung diselamatkan oleh penemuan tambang tembaga. Gubernur Grey, pengganti Gawler berusaha menjadikan koloni itu mampu berswasembada. Sejak tahun 1853 Australia Selatan mulai berusaha mempersiapkan pemerintahan sendiri, namun baru berlaku secara efektif pada tahun 1856. Yang kelima, Victoria. Pada tahun 1837 gubernur Bourke mengunjungi daerah Victoria dan meresmikan nama-nama kota Williamstown dan Malbourne. Sampai tahun 1850 Victoria masih merupakan bagian dari New South Wales. Rasa tidak puas dibawah New South Wales medorong rakyat di Distrik Port Philip menntut pemisahan. Pada tahun 1850 Victoria dipisahkan dari New South Wales, dan sejak tahun 1851 menetapkan dan melaksanakan pemerintahan sendiri. Dengan berdirinya koloni-koloni Tasmania, Queensland, Australia Barat, Australia Selatan, dan Victoria, maka lengkaplah penguasaan Inggris atas Benua Australia.
Bab V (Perkembangan Menuju Pemerintahan Demokrasi). Yang pertama, pembentukan Legislative Council. Lachlan Macquarie adalah gubernur terakhir yang memegang seluruh kekuasaan di tangannya sendiri, dan penggantinya Brisbane, adalah gubernur pertama yang kekuasaannya mulai di batasi oleh undang-undang. Pada tahun 1823, pemerintah Inggris menetapkan suatu undang-undang yang menetapkan pembentukan Legislative Counci luntuk New South Wales. Pada tahun 1828 pemerintah Inggris mengeluarkan lagi satu undang-undang yang mengamandemen undang-undang tahun 1823. Dalam tahun 1842 pemerintahan Inggris mengeluarkan lagi satu undang-undang yang mengubah jumlah dan proses pengisian keanggotaan Legislative Council. Dalam tahun 1850 suatu undang-undang baru dikeluarkan lagi dan berlaku bagi seluruh koloni di Australia. Yang kedua, masa pemerintahan sendiri secara terpisah. Dalam undang-undang 1850 pemerintah Inggris menawarkan kepada koloni-koloni di Australia untuk menyusun pemerintahan sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing. Setelah merasa cukup persiapan untuk melakukan pemerintahan sendiri sesuai dengan tawaran dalam undang-undang tahun 1850 itu, berdirilah lima koloni yang masing-masing berpemerintahan sendiri. Yaitu, New South Wales (1855), Victoria (1856), Tasmania (1856), Australia Selatan (1856), dan Quessland (1859). Koloni yang paling terakhir melaksanakn pemerintahan sendiri adalah Australia Barat (1890).
Bab VI (Lahirnya Commonwealth Of Australia). Yang pertama, faktor-faktor yang mendorong gerakan federasi. Menjelang akhir abad ke-19 seluruh unsur yang menghendaki persatuan berhasil mengkonstruksikan landasan bangunan persatuan Australia. Faktor-faktor yang mendorong koloni-koloni Australia untuk bersatu kembali diantaranya sebagai berikut: 1. Hasrat meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui kerja sama di bidang perdagangan menghendaki penggunaan bersama hal-hal yang berhubungan dengan bea dan cukai perdagangan antar koloni. 2. Aspek militer dalam pertahanan dan keamanan menuntut adanya satu komando, satu front, bila koloni-koloni itu sungguh-sungguh diserang musuh. 3. Kebanggan unuk disebut sebagi orang Australia melebihi kebanggan sebagai orang Voctoria, orang Tasmania, serta sebutan kedaerahan lainnya. Yang kedua, mewujudkan federasi Australia. Dorongan untuk mewujudkan antara lain dimotori oleh berbagai liga federasi yang tumbuh dan berkembang di berbagai koloni, landasan kunstitusional dan wujudnya dihasilkan lewat konvensi-konvensi federal, dan pengesahannya dikukuhkan lewat referendum. Bersama dengan munculnya abad ke-20, tanggal 1 Januari 1901, hadir pula satu calon negara baru, The Commonwealth of Australia.
Bab VII (struktur masyarakat dan sistem pemerintahan). Yang pertama, tinjauan singkat migrasi ke Austarlia. Terbentuknya masyarakat Australia sekarang melalui proses migrasi yang cukup panjang. Tiga gelombang utama migrasi yang berperan dalam proses tersebut adalah: 1. Gelombang migrasi penduduk asli yang diperkirakan sudah mulai berlansung 30.000 tahun yang lal; 2. Gelombang migrasi yang mulai sejak tahun 1788, yaitu saat mulai tibanya rombongan orang-orang eropa pertama yang berasal dari Inggris; 3. Gelombang migrasi yang mulai memasuki Australia sesudah Perang Dunia II. Yang kedua, keanekaragaman dalam masyarakat Australia. Antara tahun 1945 dan tahun 1970-an, Australia menerima imigran yang berasal dari hampir seluruh negara di daratan Eropa. Bahkan juga dari negara-negara di Timur-Tengah, seperti Israel, Libanon, Turki, dan Mesir. Imigran gelombang ketiga ini berpengaruh besar terhadap struktur masyarakat Australia, dan juga terhadap pandangan hidupnya, Australia menjadi melting pot dari banyak pandangan kebangsaan dan juga menjadi negeri di mana terdapat ratusan bahasa. Yang ketiga, sistem pemerintahan. Masyarakat yang lahir dari proses sejarah yang cukup panjang itu, bernaung di bawah pemerintahan federal, dalam suatu negara yang resminya bernama Commonwealth of Australia. Bentuk negaranya adalah negara serikat, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah dominion. Kepala negaranya adalah seorang Gubernur Jendral sebagai wakil raja atau ratu Inggris. Yang keempat, partai politik. Di Australia hanya ada tiga partai utama, yaitu Partai Buruh Australia (Australian Labor Party), Partai Liberal (Liberal Party), dan Partai Country (Country Party). Partai Liberal dan Partai Country biasanya saling mendukung dan bergabung atau berkoalisi menghadapi Partai Buruh, karena itu dalam berbagai literatur, keduanya disebut Non-Labor atau Non-Labor Coalition. Ketiga partai menitikberatkan dukungannya pada sistem pemerintahan parlementer yang didasarkan pada pemilihan biasa secara rahasia.
Bab VIII (perkembangan polotik luar negeri). Yang pertama, fase sebelum perang dunia I. Terbentuknya Commonwealth of Australia pada tahunn 1901, pada hakekatnya masih merupakan pembulatan koloni-koloni Inggris di Australia menjadi satu koloni. Pada tahun 1907, Australia secara resmi memperoleh status dominan, namun dalam kenyataan politik luar negerinya tetap mengandalkan kepada Inggris. Dengan The Defence Act tahun 1909, Australia mulai melengkapi dirinya dengan unsur angkatan bersenjata, suatu unsur yang memungkinnya dapat mempertahankan diri apabila ada serangan musuh dan tidak hanya mengandalkan keamanannya pada angkatan laut Inggris. Yang kedua, dari masa Perang Dunia I sampai dengan Perang Dunia II. Selama Perang Dunia I, angkatan bersenjata Australia diperbantukan pada pasukan Inggris. Setelah Perang Dunia I selesai, Australia sebagai suatu negara yang merdeka ikut aktif dalam perjanjian perdamaian Versailles dan perjanjian-perjanjian lain yang mengakhiri perang tersebut. Sebagai anggota Liga Bangsa-Bangsa, Australia diberi kepercayaan menerima tanggung jawab atas daerh-daerah mandat. Yang ketiga, masa sesudah Perang Dunia II. Sesudah Perang Dunia II, hampir di seluruh dunia terjadi perubahan besar di bidang politik. Perang Dunia II merupakan peristiwa penting yang juga ikut berpengaruh terhadap politik luar negeri Australia. Hubungannya dengan Amerika Serikat makin dekat, bahkan bergabung dengan Amerika Serikat dalam dua fakta pertahanan bersama, yaitu ANZUS dan SEATO. Dengan negara-negara sedang berkembang di Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia menjalin kerja sama melalui Colombo Plan. Yang keempat, beberapa catatan dalam hubungan bilateral Indonesia-Australia. Hubungan bilateral Indonesia-Australia seringkali di bumbui oleh ketegangan-ketegangan yang sebenarnya tidak perlu kalau kedua negara mau dan berusaha meningkatkan saling pengertian. Perbedaan cultural dan sistem politik sesungguhnya tidak perlu mengorbankan hubungan bilateral Indonesia-Australia, karena sekalipun dalam banyak hal terdapat perbedaan, kepentingan bersama seharusnya mengarahkan kegiatan kedua negara kepada kerja sama yang saling menguntungkan.Yang kelima, kesalahpahaman Australia memandang ASEAN. Perselisihan pendapat antara Auatralia dengan ASEAN tentang beberapa hal seperti perdagangan, penerbangan sipil, imigrasi, Radio Australia, dan moral serta hak-hak asasi manusia, merupakan refleksi perbedaan yang mendalam antara kedua belah pihak tentang hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai dan prioritas. Perselisihan pendapat tentang berbagai hal itu sering timbul karena masing-masing melihatnya cara pandang yang berbeda.

Kebaikan Dan Keburukan dari Buku yang di Referensi berjudul Sejarah Australia.
1.      Kebaikan
a.       Pada awal bab menyajikan pendahuluan,
b.      Menyajikan kesimpulan pada tiap bab,
c.       Pada daftar pustaka selain menggunakan buku-buku dan jurnal, buku ini juga
      menggunakan berita di surat kabar sebagai bahan,
d.      Bahasa yang digunakan bisa dimengerti,
e.       Buku ini juga menampilkan peta.

2.      Keburukan
a.       Ada beberapa kata yang susah dimengerti,
b.      Banyak bahasa asing yang tidak diartikan ke bahasa Indonesia,
c.       Buku terlalu tebal,
d.      Pada akhir buku tidak menyajikan penutup.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar